Kenangan Indah di Warung Pulsa Elektrik

APA yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata pulsa ? Pasti banyak. Handphone, internet, sosial media, hampir semua digerakkan ol...

APA yang terlintas di benak Anda saat mendengar kata pulsa? Pasti banyak. Handphone, internet, sosial media, hampir semua digerakkan oleh pulsa. Di zaman sekarang, pulsa menjadi kebutuhan utama bagi semua orang. Punya handphone tapi tak punya pulsa rasanya terlalu riskan. Seolah kita hidup terasing di dunia berisikan miliaran manusia ini. Padahal di era global sekarang, komunikasi menjadi faktor penting untuk mendukung kesuksesan seseorang.

Pentingnya punya pulsa hp atau untuk modem internetan ini mengingatkan saya pada satu masa silam, saat-saat dimana saya menjadi "pengusaha kecil" mengelola sebuah warung pulsa di depan rumah. Bisa dibilang, hari-hari saya bergelut dengan aktivitas menjual pulsa adalah kenangan terindah yang takkkan terlupakan. Semua itu terjadi sekitar tahun 2011 ketika saya masih menjadi mahasiswi.

Di sela waktu senggang habis magrib, saya mulai bersiap berpindah markas dari kamar tidur ke kamar warung pulsa. Memang warung pulsa itu tidak terlalu besar. Kira-kira 3x4 meter, tanpa dinding dan hanya ditutupi spanduk. Bagian atasnya ada atap seng untuk melindungi dari terik matahari dan hujan. Warung pulsa itu adalah buah tangan ayah setelah suatu kali mendengar saya ingin menjual pulsa, tapi tidak ada tempat. Akhirnya muncullah niat ayah membuat sebuah warung pulsa kecil-kecilan. Lokasi letaknya sangat strategis, tepat di depan rumah atau lebih tepatnya di pinggir jalan yang banyak dilintasi masyarakat. Untuk ukuran sebuah usaha warung pulsa kecil-kecilan, lokasinya sangat strategis dan membuat saya betah berlama-lama menunggu pembeli atau pelanggan yang sudah rutin membeli pulsa.

Berpose sesaat sambil menunggu pembeli.

     Tidak monoton

Setiap hari warung pusla yang saya kelola buka mulai pukul 19.00-23.00 WIB disesuaikan dengan jadwal kuliah. Walaupun hanya beberapa jam, tetapi hasil yang saya dapatkan setiap bulan cukup lumayan buat menambah uang jajan, membeli pulsa hp dan modem, serta keperluan lainnya. Sejak menjadi "pengusaha pulsa" kecil-kecilan ini saya sudah bisa mandiri alias berdikari atas usaha sendiri. Bangga juga sih. Soalnya sejak saat itu saya sudah tidak lagi sepenuhnya tergantung pada orang tua dalam hal membeli keperluan sehari-hari.

Warung pulsa ini kemudian saya beri nama "Jamboe Cell". Pulsa yang saya jual tersedia untuk semua jenis operator. Tidak hanya itu, saya juga melengkapinya dengan menjual sejumlah kartu SIM beberapa operator seluler. Sistem pemasaran pulsa yang saya kelola tidak hanya monoton direct selling (menjual langsung di tempat), tapi juga bisa order by phone alias pesan lewat telepon. Ternyata dua pola sistem penjualan pulsa eletronik ini cukup menguntungkan dan efektif. Terbukti banyak pelanggan tertarik untuk membeli pulsa by phone. Caranya, pembeli cukup mengirim sms dan nominal pulsa yang diinginkan ke nomor handphone saya. Dalam waktu sekejap jika jaringan lancar akan terkirim segera. Soal penagihan? Tentu sangat fleksibel. Saya terima kapan kami berjumpa kalau pelanggannya sesama teman.

     Tempat Ngerumpi

Warung pulsa bagi saya tidak hanya sebagai tempat usaha untuk menambah penghasilan. Namun terkadang juga menjadi tempat yang inspiratif dan menyenangkan. Agar tidak membosankan sesekali saya ikut ditemani laptop yang tersambung dengan jaringan internet. Ini salah satu trik mengusir kebosanan. Bahkan terkadang di warung pulsa pula saya mencari berbagai bahan kuliah dan mengerjakan tugas termasuk menyelesaikan skripsi. Praktis dengan begitu saya dapat mengerjakan beberapa hal dalam satu waktu. Menjual pulsa, mengerjakan tugas kuliah, menonton, dan berselancar di dunia maya. Seperti peribahasa sekali merengkuh, dua tiga pulau terlampaui.

Di waktu tertentu saya berjualan sendirian. Tapi sesekali juga ditemani ayah dan ibu. Tak jarang, teman-teman juga kerap datang sekadar buat ngobrol. Terutama malam Minggu, adalah hari yang paling saya tunggu-tunggu. Jika kebanyakan muda-mudi ngedate atau hang out bersama keluarga atau pacar, tapi bagi saya cukup menghabiskan malam di warung pulsa. Beruntung jika ada teman datang menemani. Ada saja yang terjadi kalau sudah ngumpul bersama. Mulai dari ngobrol sampai tak ada ujungnya hingga ngerumpi isu-isu terhangat seputar kuliah dan teman yang lagi putus cinta sambil ditemani cemilan. Tanpa terasa waktu pun berlalu hingga larut malam.

Saya bersama teman yang juga pelanggan pulsa saya di warung pulsa milik saya. 

     Usaha Mudah dan Menjanjikan

Menjadi penjual terkadang memang tidak selamanya mulus. Resiko tak terduga kerap kali terjadi. Ini pun saya alami setelah saya memeriksa pembukuan pulsa. Ternyata di sana ada daftar hutang yang belum lunas dibayar teman-teman. Karena sudah lama dan pun kami sudah jarang berjumpa, ya sudahlah saya mengikhlaskannya saja. Mungkin suatu saat nanti si teman akan terbuka hatinya dan ingat pada utang pulsa yang belum dibayar.

Sejak pulsa menjadi kebutuhan utama masyarakat saat ini, membuka usaha pulsa menjadi prospek menjanjikan. Apalagi sekarang pulsa tidak hanya untuk menelepon dan sms, tetapi juga untuk paket internet. Lagipula banyak distributor pulsa murah yang menawarkan berbagai produk dengan transaksi yang mudah. Salah satunya pulsa murah Jakarta. Melalui perusahaan server pulsa ini cukup mengggunakan satu kartu sudah dapat melakukan transaksi ke semua operator, termasuk pembelian token PLN prabayar. Walaupun berada jauh di ibukota, lewat distributor pulsa elektrik Jakarta ini siapapun bisa menjadi downline meski berada di Aceh dan wilayah lain di seluruh Indonesia.

Meski singkat, tapi kenangan menjadi pengusaha kecil berjualan di warung pulsa elektrik tak akan pernah terlupakan. Sedikit banyak usaha ini telah membantu saya menyelesaikan pendidikan hingga mendapat gelar sarjana pendidikan FKIP Bahasa Inggris di Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh. Ingin rasanya saya kembali ke masa-masa indah itu. Namun apalah daya, kini situasi sudah berubah. Saya kini telah disibukkan banyak kegiatan. Terutama setelah menikah dan memiliki bayi mungil berusia 2 bulan. Praktis sekarang ini saya tidak lagi punya waktu mengelola warung pulsa seperti saat-saat saya masih kuliah dulu.

Lagipula kini warung pulsanya sudah tidak ada lagi di depan rumah. Sejak saya tinggalkan, warung itu telah dibongkar ayah, dan sekarang sudah berubah menjadi kandang ayam. Tapi tentu saja kenangan indah di warung pulsa itu sampai sekarang masih membekas di memori saya. Mungkin suatu saat nanti saya akan kembali ke masa-masa indah itu. Tapi entah kapan. (*)

Share:

Facebook Google+ Twitter

THANK YOU
Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^