JUMAT, 7 Agustus 2015. Saat itu jelang azan maghrib, rasa sakit yang tak terperi melanda. Perut saya seperti diperas, berputar-putar t...
JUMAT, 7 Agustus 2015. Saat itu jelang azan maghrib, rasa sakit yang tak terperi melanda. Perut saya seperti diperas, berputar-putar tak karuan. Butuh beberapa menit lamanya agar saya menyadari ini bukan sakit perut biasa, melainkan tanda akan ada kehadiran seorang anggota baru dalam keluarga kecil saya. Ya, saya akan melahirkan.
Usia kandungan saya memang sudah genap 9 bulan. Itu artinya proses persalinan tinggal menghitung hari. Prediksi akan lahirnya bayi saya jauh meleset. Dokter memprediksikan saya akan melahirkan 27 Agustus 2014, namun sepertinya bayi saya sudah tak sabar ingin menghirup udara bebas sehingga ia lahir lebih awal, 7 Agustus 2015.
Kontraksi selama kurang lebih 6 jam adalah proses yang tak terlupakan. Hal lumrah bagi setiap wanita yang akan melahirkan. Sungguh pengalaman luar biasa.
Saya beruntung dan sangat bersyukur semua proses persalinan berjalan lancar. Emam jam tidaklah lama menuju waktu persalinan. Karena dari beberapa cerita teman dan saudara saya mereka harus menunggu lebih dari itu. Bahkan mereka harus sabar selama dua hari sampai bayinya lahir. Ada juga yang harus melalui proses induksi.
Enam jam tersebut saya lalui dengan kontraksi stabil (terus menerus tanpa jeda). Rasa sakit pun semakin lama semakin menjadi-jadi. Hingga pembukaan lengkap, saya dengan bantuan dan arahan dokter memulai proses persalinan.
Dokter mengatakan kepala bayi sudah kelihatan dan saya harus mendorongnya agar bisa keluar. Mendorong dengan cara "ngeden" sekuat tenaga saat kontraksi datang. Bayi saya akhirnya berhasil lahir saat "ngeden" kedua kali.
Dukungan suami, orang tua, serta saudara saya semakin menguatkan saya menjalani kesakitan saat itu. Alhamdulillah, bayi mungil saya lahir dengan sehat dan selamat. Melihat tubuh kecilnya membuat saya lupa akan semua masa sulit di saat hamil dan melahirkan. Penantian sembilan bulan akhirnya berakhir indah. Sekarang babak baru dalam kehidupan saya dimulai. Peran dan tugas saya bertambah, tak hanya sebagai istri tapi juga sebagai ibu.
THANK YOU
Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
Semoga tulisan dari seorang ibu satu anak ini bermanfaat. Terima kasih untuk sobat yang sudah berkunjung ke rumah mungil saya. Komentar kalian semangat saya. Kalau ada saran dan masukan jangan segan untuk disampaikan. Dengan senang hati akan ditanggapi. Happy reading guys.^^
COMMENTS